Nama :
Septian Dwi Suryanto
NPM :
162930
Kelas :
1KA38
BAB 1
Tinjauan Tentang Ilmu Budaya Dasar
A.
ILMU BUDAYA
DASAR SEBAGAI BAGIAN DARI MATA KULIAH DASAR UMUM
Ilmu budaya dasar merupakan salah satu
komponen dari sejumlah mata kuliah dasar (MKDU) yang merupkan mata kuliah wajib
di semua perguruan tinggi. Baik yang sifatnya eksasta maupun yang non ekstanta.
Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga Negara sarjana yang
berkualifikasi sebagai berikut :
1. Berjiwa pancasila
2. Takwa terhadap tuhan yang maha esa
3. Memeliki wawasan komprehensip dan pendekatan integral
4. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat.
B.
PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah
IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic
humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun
istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya
manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan
nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia
menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping
tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya
lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan.
C.
TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain
merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak
dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang
termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD
semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa
dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap
nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun
yang menyangkut dirinya sendiri. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD
diharapkan dapat :
1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan
budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka
2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas
pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya
kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin
bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke
dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
4. menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar
mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang
sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.
D. RUANG
LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
Ada 2 masalah pokok yang menjadi bahan
pertimbangan untuk menentukan ruang lingkuo kajian mata kuliah imu budaya dasar
, yaitu :
1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya
merupakan ungkapkan masalah kemanusiaan dn berbudaya yng dapat didekati dengan
menggunakan pengetahuan budaya.
2. Hakekat manusia yang satu tau universal,
akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kehidupan masing-masing
jaman dan tempat.
Menilik kedua masalah pokok yang bias dikaji dlam mata kuliah ilmu budya dasar
tersebut diatas manpak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral
dalam pengkajian.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
- Manusian dan cinta kasih
- Manusia dan keindahan
- Manusisa dan penderitaan
- Manusia dn keadilan
- Manusia dan pandangan hidup
- Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
- Manusia dan kegelisahan
- Manusia dan harapan.
BAB
2
Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan salah
satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai
makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan
melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari
dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Hakekat manusia :
1. Makhluk
ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sbg satu kesatuan yang utuh.
2. Makhluk
ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
7 unsur kebudayaan universal menurut C.
Klukhon, yaitu :
- Sistem
realigi.
- Sistem
organisasi kemasyarakatan.
- Sistem
pengetahuan.
- Sistem
mata pencarian hidup.
- Sistem
tekhnologi dan peralatan.
- Bahasa.
- Kesenian.
Wujud kebudayaan dibagi menjadi tiga:
1.
Gagasan(Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan
yang berbentuk kumpulan ide- ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan,
dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
2.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.
3.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik
yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan.
BAB 3
Konsepsi ilmu budaya dasar dalam kesusastraan
IBD, yang semula dinamakan basic humanities,
beasal dari bahsa inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahsa latin
humanus yang berarti manusiawi, berbudaya, berbudaya dan halus.dengan
mempelajari the humanitiesorang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya
dan lebiih halus.
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus
mempelajari ilmu yaitu humanities, pada umumnya mencakup filsafat, teologi
,seni dan cabng-cabangnya termasuk sastra, sejarah, dan cerita rakyat.
Hampir disetiap jaman, seni termasuk sastra
memegang peranan penting dalam the humanities. Ini terjadi karena seni
merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai
kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filasafat atau agama.
BAB
4
Manusia dan cinta kasih
Pengertian
cinta kasih menurut kamus umum bahasa indonesia, cinta adalah rasa sangat suka,
sayang ataupun kasih. sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta
kepada atau menaruh belas kasihan sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta.
Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka atau sayang kepada
seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.Dan cinta memiliki 3 unsur
yaitu keterikatan, kemesraan, dan keintiman.
Macam-macam
cinta :
1. Cinta
Ibadah.
2. Cinta
Syirik, yaitu mencintai Allah dan selain-Nya.
3. Cinta
Maksiat, yaitu cinta yang menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang
diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya.
4. Cinta
Tabiat, seperti cinta kepada diri sendiri, anak, keluarga, harta dan perkara
lain yang dibolehkan.
BAB
5
Manusia dan keindahan
Kata
keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok. Benda
yang mempunyai sifat indah ialah segala seni, pemandangan alam, manusia, warna,
suara, dsb. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan
kebenaran adalah keindahan, keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan
mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak mengandung kebenaran
berarti tidak indah.
Keindahan
juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu
dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
-
Kontemplasi dan ekstansi
Keindahan
dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa, keindahan yang didasarkan
pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menikmati
sesuatu yang indah. Sesuatu yang indah itu memikat atau menarik perhatian orang
yang melihat, mendengar.
BAB
6
Manusia dan Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita.Kata derita berasal dari bahasa sanskerta dhra artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah
merupakan “resiko” hidup.
Siksaan
dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa
siksaan jiwa atau rohkhani. Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal
sebagai kekalutan mental. Kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan
kejiawan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus
diatasi sehingga yang bersngkutan bertingkah secara kurang wajar.
Penderitaan
dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup,
bahwa manusia hidup ditakdiran bukan hannya untuk bahagia, melainkan juga
menderita.
Berdasarkan
sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat di perinci
sebagai berikut:
- Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi
dalam hubungan sesama manusia dan hubungan sesama manusia dan hubungan manusia
dengan sekitarnya. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga
menyebabkan penderitaan manusia.
- Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab
Tuhan.
BAB
7
Manusia dan Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar, keadilan
memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat
yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa
“Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana
halnya kebenaran pada sistem pemikiran” . Tapi, menurut kebanyakan teori juga,
keadilan belum lagi tercapai: “Kita tidak hidup di dunia yang adil”. Kebanyakan
orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan
sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi,
banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak
jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena
definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah
meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.
BAB 8
Manusia dan pandangan hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan
hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia menentukan masa depan
seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan
pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan
itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut
waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul
seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu
yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji
kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui
kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai
pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan
hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
2. Pandangan
hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang
terdapat pada suatu Negara
3. Pandangan
hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila pandangan hidup itu diterima
oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka panandangan
hidup itu disebut ideology. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai
unsure-unsur yaitu : cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan.
CIta-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha
atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal
yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau
perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmana, dan
kepercayaan kepada Tuhan.
BAB 9
Manusia dan tanggung jawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggung jawab adalah kewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan
jawaban dan menanggung akibatnya. Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggungjawab juga juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya. Seseorang mau bertanggungjawab karena ada kesadaran atau keinsafan
atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak
lain. Timbulnya tanggungjawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan
hidup dalam lingkungan alam. Tanggungjawab itu bersifat kodrati, artinya sudah
menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan
tanggungjawab. Apabila ia tidak mau bertanggungjawab, maka akan ada pihal lain
yang memaksa tanggungjawab itu. Dengan demikian tanggungjawab itu dapat dilihat
dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan
pihak lain. Dari sisi pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu,
dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik.
Daari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggungjawab, pihak
lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara
masyarakat.
Apabila
dikaji, tanggungjawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau
dipenuhi sebagai akibat dari pebuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat
dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian pada pihak lain. Kewajiban
atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak
lain dengan keseimbangan, keserasian keselarasan antara sesama manusia, antara manusia
dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik.
Tanggungjawab itu cirri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa
bertanggungjawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu,
dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.
Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaan bertanggungjawab perlu ditempuh
usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan.
Macam-macam Tanggungjawab :
1. Tanggungjawab
terhadap diri sendiri
2. Tanggungjawab
terhadap Keluarga
3. Tanggungjawab
terhadap masyarakat
4. Tanggungjawab
terhadap bangsa / negara
5. Tanggungjawab
terhadap Tuhan
BAB 10
Manusia dan Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah,
yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang,
tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal yang menggambarkan
seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang
dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.Kegelisahan hanya
dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam
situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari
biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil
menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan
tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah munmg
atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.
Kegelisahan menipakan salah satu elcspirsi dari kecemasan. Karena itu dalam
kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan,
kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan
juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, behwa
seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan
yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektit), kecemasan neorotfic
dan kecemasan moril.
A. Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan
dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman
bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata,
bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada
dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
B. Kecemasan
neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut
Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
(1) Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul
karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya
sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi
sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa seseuatu yang
hebat akan terjadi.
C. Kecemasan
moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang.Tiap pribadi memiliki
bennacam-macam emosi antara lain: hi, benci, dendam, dengki, marah, gelisah,
cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pemyataan individu
secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu sering
alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan
manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. Misalnya
seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia
terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam
berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan.
Ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
BAB 11
Manusia dan harapan
Harapan bergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hiidup dan kemampuan, berhasil atau tidaknya suatu
harapan tergantung pada usaha seseorang dan juga harus berdasarkan kepercayaan
masing masing.
Sedangkan sebab manusia mempunyai
harapan yaitu :
-
Dorongan kodrat.
-
Dorongan kebutuhan hidup.
-
Kelangsungan hidup.
-
Keamanan.
-
Hak dan kewajiban mencintai dan
dicintai.
-
Status.
Perwujudan cita-cita.
Kepercayaan adalah hal-hal yang
berhubungan dengan sebuah pengakuan atau sebuah keyakinan akan kebenaran. Dr.
Yuyun Suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan tiga teori tentang
kebenaran :
1. Teori koherensi: suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti
mati.
2. Teori Korespondensi: teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila
materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan
dengan) obyek yagn dituju oleh pernyataan tersebut.
3. Teori Pragmatis: Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah
pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Referensi:
http://vaniaibd.blogspot.com/2012/10/pengertian-ilmu-budaya-dasar.html
http://yoppy-candra.blogspot.com/2013/05/rangkuman-ilmu-budaya-dasar.html
http://fauzanstone.wordpress.com/2013/05/20/rangkuman-buku-ibd-ilmu-budaya-dasar-bab-vi-bab-xi/
http://rasifahrizalsuwandi.blogspot.com/2013/01/rangkuman-ilmu-budaya-dasar-bab-1-11_1712.html