PERKEMBANGAN TELEMATIKA
Masa
Pra-Satelit
1.
Radio dan Telepon
Di periode pra satelit (sebelum tahun 1976),
perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang
telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong oleh
kebutuhan yang mendesak akan adanya alat perjuangan di masa revolusi
kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam
situasi demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11
September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi
antara pemerintah dengan rakyat, dan antara rakyat dengan rakyat.Sedangkan
telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk
membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola
oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari
Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di
Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun
kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang
radio siaran non pemerintah.Periode awal
tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia, para
ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya saja,
PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio High
Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu,
banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk pengembangan
telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya
situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia. Tercatat bahwa pada masa
1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia dan menaruh perhatian
besar pada bidang telekomunikasi Indonesia, dan menyediakan dana walau di
masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan telekomunikasi masih
difokuskan pada pengadaan sentra telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun
jarak jauh, dan jaringan kabel. Indonesia saat itu belum memiliki satelit.
Sentral telepon beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari
Jerman. Pada saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama, dari
perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain bagi
Indonesia.Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968
mengalir pinjaman-pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman
multilateral dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan
tetapi, pada masa inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi
masih belum berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi
dan memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim
kita pakai sebelumnya.
2.
Televisi
Badan penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit
yang semula hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian
Games IV di Jakarta. Siaran percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962
yang menyiarkan upacara peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka melalui
microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan upacara
pembukaan Asian Games, dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.
Terdorong oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk pertama
kalinya TVRI memberanikan diri melakukan siaran langsung dari studio yang
berukuran 9×11 meter dan tanpa akustik yang memadai. Lebih setahun setelah
siaran pertama, barulah keberadaan TVRI dijelaskan dengan pembentukan Yayasan
TVRI melalui Keppres No. 215/1963 tertanggal 20 Oktober 1963. Antara lain
disebutkan bahwa TVRI menjadi alat hubungan masyarakat (mass communication
media) dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik daripada Bangsa dan Negara
Indonesia serta pembentukan manusia sosialis Indonesia pada khususnya. Sampai
tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televisi.Jadi
sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang
bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan.
Masa
Satelit (Satelit Domestik Palapa)
Gagasan tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi
domestik di Indonesia bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di
Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on
Space Telecomunication). Pada konferensi itu di tampilkan pila pameran dari
perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes. Perusahaan inilah yang mengusulkan
ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut
disambut oleh Suhardjono yang berlatar belakang militer dan membawa masalah
satelit itu sampai ke Presiden RI. Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan
teknis, sejarah peluncuran satelit ini juga diwarnai oleh kepentingan politik
dimana hubungan antara Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai
bersahabat. Di sisi lain, satelit memungkinkan penyebaran luas ideologi negara
ke masyarakat luas melalui TV. Komunikasi tentang cara-cara menggali sumber
daya alam dapat berlangsung dengan mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga pura
(Freeport) dan di Dili. Peluncuran satelit Palapa di Cape Canaveral, Florida,
bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran terdapat 3 orang Indonesia dan
perwakilan dari perusahaan NASA dan Hughes.Kejadian ini diresmikan juga melalui
pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto di Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976.
ini merupakan satu- satunya proyek teknologi yang mendapat tempat terhormat di
gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu merupakan kebijakan nasional yang
gagasan awalnya dicetuskan oleh pemerintah.
Hal
ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman
perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air yang sangat luas ini diperlukan
sarana perhubungan yang mencakup seluruh wilayah nusantara. Proses kelahiran
satelit ini hanya melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang berpihak pada
kepentingan Orba.
Manfaat Telematika
· Manfaat internet
dalam e Business secara nyata dapat menekan biaya transaksi dalam berbisnis
dan memberikan kemudahan dalam diversifikasi kebutuhan.
·
Manfaat internet
dalam e Goverment bisa meningkatkan kinerja pemerintah dalam menyediakan
informasi dan layanan untuk masyarakat.
·
Dalam bidang
kesehatan dan juga pendidikan secara nyata juga telah memberikan nilah tambah
bagi masyarakat luas.
·
Telematika cukup
memberi warna tersendiri dalam perekonomian nasional. Ditandai dengan mulai
maraknya sekelompok anak muda membangun bisnis baru menggunakan teknologi
Internet, maka Indonesia tak ketinggalan dalam booming perdagangan elektronis /
electronic commerce (e-commerce).
·
Pembangunan
sektor Telematika diyakini akan memengaruhi perkembangan sektor-sektor lainnya.
Sebagaimana diyakini oleh organisasi telekomunikasi dunia, ITU, yang konsisten
menyatakan bahwa dengan asumsi semua persyaratan terpenuhi, penambahan
investasi di sektor telekomunikasi sebesar 1% akan mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional sebesar 3%. Hipotesis ini telah terbukti kebenarannya di
Jepang, Korea, Kanada, Australia, negara-negara Eropa, Skandinavia, dan
lainnya.
http://yusup-suhara.blogspot.co.id/2012/10/tugas-1-pengantar-telematika.html