Sabtu, 12 April 2014

Peran Komunikasi Dalam Organisasi

Peran Komunikasi Dalam Organisasi


  1.    Pengertian dan Arti Penting Komunikasi
Manusia pada kehidupan ini memerlukan komunikasi dalam arti kita sebagai manusia membutuhkan orang lain atau membutuhkan kelompok untuk berinteraksi agar manusia tahu betapa pentingnya komunikasi tersebut. Dalam hal ini kita akan membahas apa arti dari pengertian komunikasi itu sendiri.
Terdapat dua pengertian komunikasi, yakni secara etimologis dan terminologis. Secara etimologis (asal kata), komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang bersumber dari kata communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Sedangkan secara terminologis, komunikasi memiliki arti proses penyampaian sesuatu dari satu orang ke orang lain. Dapat disimpulkan bahwa dalam proses komunikasi melibatkan paling sedikit dua orang. Proses ini sudah barang tentu mudah ditemui di kehidupan bermasyarakat, dimana sesuai dengan fitrah manusia yakni sebagai homo sosiali. Komunikasi dalam konteks ini lebih menekankan pada komunikasi antar manusia atau yang sering kita sebut dengan human comunication atau social comunication. Sehingga human comunication ini memiliki perbedaan yang cukup mendasar dengan komunikasi transdental (bersifat ghaib), komunikasi hewan dan komunikasi fisik.
   2.    Jenis Komunikasi
Menurut jenisnya, komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
a)      Komunikasi verbal. Verb memiliki arti kata, sehingga dalam komunikasi verbal menitikberatkan pada penggunaan kata-kata. Aspek-aspek dalam komunikasi verbal meliputi :
§  Vocabulary : penggunaan kata yang efektif dan efisien sangat dibutuhkan dalam proses komunikasi secara verbal, sehingga diharapkan recipient (penerima informasi) atau dalam hal ini komunikan dapat memahami informasi secara cepat.
§  Kecepatan : kecepatan dalam pelafalan suatu kata hendaknya dapat diatur oleh penyampai informasi.
§  Intonasi : intonasi memiliki peran yang amat penting dalam komunikasi verbal, perbedaan intonasi mempengaruhi perbedaan arti.
§  Humor : tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa merupakan hubungan fisik dan psikis dan harus diingat humor merupakan satu-satunya dalam berkomunikasi (Dugan, 1989). Namun yang harus tetap diperhatikan adalah penggunaan humor dalam selingan komunikasi harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

b)      Komunikasi Non Verbal. Proses komunikasi ini tanpa menggunakan kata-kata dan bertujuan untuk memperjelas komunikasi verbal, baik itu menggunakan gerak tangan, kontak mata, sentuhan, mimik, dll. Atau dengan kata lain komunikasi non verbal ini menitikberatkan pada gestur tubuh.
     3.     Proses Komunikasi
Komunikasi mempunyai komponen-komponen seperti berikut :
a)      Komunikator : penyampai pesan.
b)      Komunikan : penerima pesan.
c)      Pesan : sesuatu yang akan disampaikan dari pihak komunikator ke pihak komunikan. Pesan merupakan paduan antara pikiran dan perasaan yang dapat berupa keluhan, ide, imbauan, anjuran, dll.
d)     Media : alat bantu yang digunakan untuk penyampaian pesan, misal antara komunikator dan komunikan dalam rentang jarak yang relatif jauh mereka tentu saja membutuhkan suatu alat bantu. Contoh : surat, surat elektronik atau yang sering kita sebut dengan e-mail, telepon, dll.
e)      Efek : dampak yang ditimbulkan setelah penerimaan komunikasi.
       4.      Syarat-syarat komunikasi yang efektif
a)      Menciptakan suasana yang kondusif.
b)      Menggunakan bahasa yang mudah dicerna.
c)      Pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh komunikan serta                   memberikan efek yang baik.

      5.      Implikasi Manajerial
implikasi mempunyai arti sebagai akibat. Disini, implikasi manjerial merupakan suatu proses komunikasi baik horizontal maupun vertikal secara efektif agar meningkatkan hubungan sosial serta dalam usaha memajukan perusahaan. Hal ini, implikasi manajerial terbagi menjadi dua, yaitu :
a)      Implikasi prosedural yang meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan.
b)      Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.

Nama : Septian Dwi S.
NPM : 16112930
Sumber :

http://rossyavani.wordpress.com/2014/03/18/peran-komunikasi-dalam-organisasi/

pengambilan keputusan dalam organisasi

pengambilan keputusan dalam organisasi


1. Definisi & dasar pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaitan dengan fungsi manajemen. Menurut  Herbert A. Simon, ahli teori keputusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses, pengambilan keputusan: (l) Aktivitas inteligens, (2) Aktivitas desain, (3) Aktivitas memilih. Dan definisnya sebagai berikut :

a) Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer "intelligence," Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.

b) Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan analisis masalah.

c) Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.

2. Jenis-jenis keputusan organisasi
a)      Gaya Direktif
      Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan berorienytasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi pada tindakan, cenderung mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, dan secan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis.

b)     Gaya Analitik
      Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang  kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif darpada pembuat keputusan direktif. Mereka juga memerlukan waktu lama untuk mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis.

c)      Gaya Konseptual
      Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan, mereka dapat membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.

d)     Gaya Perilaku
      Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata 'tidak' kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan membuat orang sedih.

3. Faktor2 yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
   Diantaranya :
   faktor Fisik
   Emosional
   Rasional
   Praktikal
   Interpersonal dan Struktural

Keputusan dapat diambil dengan cara individual & kelompok, individual contohnya seperti pengambilan keputusan yang diambil oleh manager saja tanpa adanya rapat kerja atau diskusi. Sedangkan kelompok merupakan pengambilan keputusan yang prosesnya melalui hasil dari rapat atau diskusi bersama.

Untuk mendapatkan hasil yang baik Pengambilan keputusan haruslah melalui beberapa proses, diantaranya :
1.       IDENTIFIKASI MASALAH
2.       PENGUMPULAN & PENGANALISASI DATA
3.       PEMBUATAN ALTERNATIF-ALTERNATIF KEBIJAKAN
4.       PEMILIHAN SALAH SATU ALTERNATIF TERBAIK
5.       PELAKSANAAN KEPUTUSAN

Dengan cara melakukan proses seperti di atas pengambilan keputusan dalam organisasi akan berjalan baik dan akan mendapat hasil yang baik pula.


Nama :Septian Dwi S.
NPM : 16112930

SUMBER :

http://teoru.blogspot.com/2013/05/pengambilankeputusan-dalam-organisasi_445.html