Selasa, 30 April 2013

Manusia dan Keindahan

MANUSIA DAN KEINDAHAN

BAB I
PENDAHULUAN

• Latar Belakang
Manusia pada umumnya senang dengan sesuatu yang indah. Ada pendapat dalam dunia filsafat seni bahwa manusia adalah makhluk pemuja keindahan. Melalui panca indera manusia menikmati keindahan dan setiap saat tidak dapat berpisah dengannya, dan selalu berupaya untuk menikmatinya. Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya kelihatan mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Hal itu menunjukkan bahwa manusia sangat mencintai keindahan dan keindahan termasuk konsumsi vital bagi indera manusia.  

•Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Manusia dan  Keindahan?
2. Apa saja yang berhubungan dengan Manusia dan Keindahan?

•Tujuan
1. Mengetahui pengertian Manusia dan Keindahan?
2. Mengetahui apa saja yang berhubungan dengan Manusia dan Keindahan?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita pun bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Selain itu dapat diartikan manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosil. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
B.   Keindahan
Keindahan, sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah.
Keindahan bersifat universal, artinya keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan, waktu, tempat atau daerah tertentu, bersifat menyeluruh. Segala sesuatu yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya.

Hakekat dari Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.

Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas, menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
2. Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas, yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna.

Ada 2 nilai yang penting dalam Keindahan :
1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2. Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.

C. Hubungan Manusia dan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kian perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman  keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
     Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang  selalu bertambah,  sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi.

D.  Keindahan dari Persefektif Agama

      • Keindahan Menurut Agama Islam

   Istilah keindahan merupakan terjemahan bebas kata Arab husn yang menunjukkan kualitas baik dan indah. Keindahan sangat terkait dengan cinta sebagaimana terungkap dalam sabda Junjugan: “Allah itu indah dan mencintai keindahan”. Artikel ini melihat secara sepintas lalu signifikasi keindahan dalam ajaran Islam— khususnya pilar Ihsan– dan dalam peradaban Islam, khusunya bidang kesenian. Menurut Sidi Gazalba, agama islam itu tidak kenal mengenal dengan kesenian. Kesenian adalah unsur kebudayaan sedangkan kebudayaan adalah unsur dari agama. Sasaran utama agama adalah salam di akhirat dan kesejahteraan rohaniah di dunia, sedangkan sasaran utama kebudayaan adalah salam kebendaan di dunia yang nilainya diperhitungkan di akhirat. Dalam pandangan Islam, untuk beribadat kepada Allah, tidak memerlukan kesenian. Allah tidak terhibur oleh lagu, musik dan tari. Dunia Allah bukan dunia manusia. Bukan kesenian yang dikehendaki Allah dari umatnya, tetapi ketaqwaan.
 Namun demikian, walaupun kesenian tidak mempunyai relevansi dengan agama, kesenian itu harus takluk kepada nilai-nilai yang digariskan agama. Bagi Islam kebudayaan sebagai induk kesenian tidak berdiri sendiri. Kesenian merupakan pancaran agama dan wajib takluk kepada agama. Atau dengan kata lain, walaupun kesenian bukan bagian dari agama Islam, tetapi kesenian harus ditakluk dan dikendalikan oleh nilai-nilai Islam (yang islami).
Maka dengan takluknya kesenian kepada nilai-nilai agama, berarti takluknya nilai keindahan kepada nilai yang bersifat islami.
Dalam Islam, keindahan (estetika) dan etika harus seiring sejalan. Hal ini tertulis dalam dua ungkapan berikut ini:
 1. Sesungguhnya Allah itu maha Indah. Dia suka kepada Keindahan.
 2. Sesungguhnya Allah Maha baik, dia suka kepada kebaikan.
 Ini berarti Allah itulah yang maha indah dan maha baik. dan selain Allah suka akan keindahan dia juga suka akan kebaikan. Ini berarti bahwa islam mewajibkan perpaduan antara keindahan dan kebaikan sebagai keindahan. Hal ini wajibkan karena, walaupun keindahan itu menimbulkan kesenangan, kalau kesenangan itu berdiri sendiri, kesenangan itu sendiri belum tentu bersifat baik. Agama Islam memperpadukan antara kesenangan dengan kebaikan, karena sifat baik mendatangkan keselamatan. Jadi keindahan dalam Islam haruslah bersifat islami. Maka dengan demikian, kalau kesenian hanya berlandaskan estetika semata tanpa diiringi dengan sifat yang islami, maka itu tidak termasuk ke dalam keindahan islam. Maka perpaduan estetika dan etika dalam kesenian islam berarti kesenian itu dilandasi oleh moral islam. Moral mengawali kesenian, sebab moral membawa kepada kebaikan dan kebaikan membawa keselamatan.

• Keindahan Menurut Agama Kristen

   Akan halnya agama Islam, kedudukan keindahan dalam agama Kristen secara logikanya juga sama dengan agama Islam, artinya keindahan itu dipulangkan kembali kepada Tuhan. Arti keindahan dalam agama kristen sama dengan kemuliaan. Di dalam Alkitab dijelaskan bahwa Allah yakni Allah yang menyatakan diri dalam Jesus Kristus adalah baik, benar dan kudus dan oleh karena itu mulia. Salah satu sifat Allah adalah mulia. Penggunaan kata mulia ini banyak kita temukan di dalam Alkitab, umpamanya dalam Yohannes, Filipus, Matius, Ibrani, Kolose, Wahyu, Mazmur, 1 Timotius, Ulangan, Kisah, Yesaya, Efesus, Lukas, Zakaria, Ayub dan lainnya.
Kemuliaan yang dimaksud sebagai Allah, sebagai Anak Allah, sebagai Kesatuan dengan Bapanya, sebagai anak sulung, sebagai tuan di atas tuan, sebagai pencipta, sebagai Nabi, Imam, Raja, hakim, gembala, terang yang benar, jalan, yang benar, hidup. Dalam perjanjian lama istilah ini disebutkabood yakni kemuliaan Allah yang memancar daripadaNya sebagai cahaya terang. Dalam perjanjian baru ada kata doxayakni kemuliaan Allah. Kemuliaan Allah adalah sumber, sumber terdalam segala keindahan yang sejati. Karena Allah adalah mulia, maka terdapatlahkeindahan di dunia dan di dalam hidup manusia. Karya seni yang disebut baik, murni dan indah, jika karya seni itu menggunakan alat-alat estetisnya untuk mengabdi kepada Tuhan dan manusia. Menurut Prof. Dr. G. van der Leuw, hubungan antara seni dan agama adalah hubungan antara keindahan dan kekudusan. Kudusadalah kata yang terutama, nomor satu, dan indah adalah nomor dua. Siapa yang mengatakan indah dia telah mengatakan banyak, tetapi siapa yang mengucapkan kata kudus, ia telah mengatakan segala-galanya. Jadi seni yang dapat dipertanggungjawabkan benar-benar dihadapan Tuhan dan manusia hanyalah seni yang mengandung perpaduan antara keindahan dan kekudusan dan keindahan menjadi alat untuk menyatakan kekudusan.

• Keindahan Menurut Agama Budha

  Salah satu perbedaan antara penekanan ajaran agama Budha dengan agama Islam dan Kristen, bahwa penganut agama Budha tidak dibebani dengan dosa warisan, tidak dibayang-bayangi dengan peradilan hari terakhir (kiamat) yang akan menentukan nasib seseorang kelak, apakah layak ditempatkan di surga atau di neraka.
 Dalam kehidupan sehari-hari pengikut Budha dibebani dengan jalan berunsur delapanyaitu pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, matapencaharian benar, usaha benar, perhatian benar dan konsentrasi benar. menjadi bulan-bulanan atau permainan nasib belaka. Bagi Budha kemerdekaan batin merupakan hak asasi, hak yang paling mendasar diantara semua hak asasi yang layak dimiliki oleh manusia.
 Jadi tinggi rendahnya martabat dan kedudukan umat manusia menurut Budha tergantung kepada kesadaran dan kesanggupan manusia dalam menghadirkan dirinya sebagai sosok makhluk yang merdeka dan mandiri. Makanya Sang Budha mengajakan kepada umatnya untuk bersikap sebagai orang dewasa yang harus berikhtiar sendiri dalam segala hal, bukan seperti bayi yang harus disuapi. Di sinilah perbedaan mendasar antara agama Budha dengan agama lain, Budha sangat menghargai harkat dan martabat manusia sebagai mahluk yang berjiwa besar yang tanggap, tangkas dan cakap dalam berupaya mencapai kebebasan yang sejati bagi dirinya sendiri dan oleh dirinya sendiri, tanpa harus mengemis, merengek-rengek ataupun memelas pada mahluk lain apapun juga.
BAB III
KESIMPULAN

Keindahan, sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah.
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kian perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan.
Berdasarkan definisi diatas dapat dibuat kesimpulan Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita pun bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Dan Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan.

DAFTAR PUSTAKA
http://ratrismart.blogspot.com/2010/04/pengertian-manusia.html










Selasa, 02 April 2013

Dongeng


Dongeng
                                    
       Pogi yang Malang

Pogi adalah pemuda yang malas. Kerjanya hanya makan, tidur, dan bermain-main. Ayah dan ibunya tidak melarang sebab mereka adalah keluarga kaya. Apa saja kemauan Pogi selalu dituruti.
Suatu pagi, Pogi pergi bermain ke hutan. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang pengembara yang membawa lima karung yang berat.

”Hai, pemuda ! Maukah kau menolongku membawa karung ini ke kota ? ”tanya pengembara itu.

Pogi pura-pura tidak mendengar. Ia tetap berjalan perlahan sambil mengamati tumbuhan.

”Nak, aku akan memberimu salah satu dari kantong ini. Silahkan pilih!”

Pogi masih pura-pura tidak mendengar. Huh! Tadi minta tolong sekarang malah mau memberi karung. Paling-paling isinya Cuma sampah, bati Pogi.


” Anak muda, karungku yang bertali merah ini berisi ramuan obat segala penyakit, sedangkan yang bertali biru berisi bibit padi segala musim. Atau kamu mau karung dengan tali berwarna putih? Ini berisi kain sutera pilihan, yang bertali hijau berisi aneka macam penyedap masakan, dan yang berwarna kuning berisi emas permata. Nah, pilihlah salah satu!”

”Ah, baiklah.”kata Pogi semangat. ”Aku pilih
yang berwarna kuning aja.”

”Apakah kamu yakin karung ini membawa keberuntung
an bagimu?”

”Sangat yakin. Sudahlah, cepat berikan. Aku tidak sabar membawanya pulang .”omel Pogi .

Pengembara itu menyerahkan karung y
ang bertali kuning. Pogi langsung membawa karung itu pergi tanpa berterima kasih. Setelah agak jauh, dibukanya karung itu. Ah, betapa gembiranya Pogi saat melihat banyak emas di dalamnya. Pogi lalu melanjutkan perjalanan pulang.
Tiba-tiba...

”Pokoknya kalau bertemu orang kaya, kita rampok saja.” kata salah satu orang.

Pogi yang mendengar suara itu, cepat-cepat bersembunyi. Setelah kedua orang itu berlalu, Pogi segera keluar dari persembunyiannya. Ia meneruskan dengan tergesa-gesa dan takut. Sampailah Pogi di tepi sungai. Di tempat penyeberangan itu tampak sepi. Hanya ada tiga penarik perahu.

”Sepi sekali hari ini.”ujar yang bertubuh paling kecil.

”Benar tidak seperti bisanya.” jawab yang berambut keriting.

”Bagaimana kalau kita rampok saja orang yang menyeberang dengan perahu kita ini ?” tanya yang bertubuh kekar.

Ketiga penarik perahu tertawa terbahak-bahak. Mendengar hal itu Pogi semakin ketakutan. Diambilnya jalan pintas. Pogi berenang menuju ke seberang sungai. Sesampainya di tengah sungai, seekor buaya menuju ke arahnya.

Tanpa ragu-ragu, Pogi memukul moncong buaya itu dengan karung yang dipanggulnya. Buaya itu malah membuka moncongnya. Pogi tak banyak berpikir. Dilemparnya karung berisi emas itu ke arah buaya. Lemparan tepat sekali. Buaya itu kesulitan mengunyah karung. Pogi merasa musuhnya lengah. Ia berenang ke tepian secepatnya.

Sejak kejadian itu, Pogi menjadi sadar., ternyata emas tidak mendatangkan keberuntungan baginya. Justru mendatangkan bahaya. Sejak itu Pogi menjadi rajin dan bijaksana.

Dongeng tersebut menceritakan tentang:
-         Manusia dan Cinta Kasih :
Sejak kejadian itu, Pogi menjadi sadar., ternyata emas tidak mendatangkan keberuntungan baginya. Justru mendatangkan bahaya. Sejak itu Pogi menjadi rajin dan bijaksana.
-         Manusia dan Tanggung Jawab :
Pengembara itu menyerahkan karung yang bertali kuning. Pogi langsung membawa karung itu pergi tanpa berterima kasih. Setelah agak jauh, dibukanya karung itu. Ah, betapa gembiranya Pogi saat melihat banyak emas di dalamnya. Pogi lalu melanjutkan perjalanan pulang.
Tiba-tiba...

-         Manusia dan Kegelisahan :
Ketiga penarik perahu tertawa terbahak-bahak. Mendengar hal itu Pogi semakin ketakutan. Diambilnya jalan pintas. Pogi berenang menuju ke seberang sungai. Sesampainya di tengah sungai, seekor buaya menuju ke arahnya.


Amanat :
Dalam cerita tersebut kita mendapat pelajaran, tidak semua emas mendapat kebahagiaan dan juga kita harus mempunyai tanggung jawab yang besar.

Sumber:
Aku Cinta Bahasa Indonesia kelas IV , Tiga Serangkai

Cerpen


Cerpen
Bunda
Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun berjalan sendirian dengan seragam sekolah yang sedikit basah oleh keringat. Di tengah perjalanan pulang, siswa kelas tiga SD yang bernama Didit itu melihat kakaknya dari kejauhan sedang duduk berhadapan bersama beberapa anak di suatu warung makan.

“Kak Gilang, apa yang Kakak lakukan di sini?” tanya Didit penasaran. Ada setumpuk kartu beserta uang kertas lima ribuan di tengah-tengah mereka.

“Anak kecil jangan ikut campur, pulang saja ke rumah! Bilang sama bunda kalau Kakak pulang telat lagi buat PR di rumah teman”.

Didit terdiam dengan kebingungan. Beberapa hari ini kakaknya selalu terlambat pulang sekolah dan selalu bilang belajar di rumah temannya. Tapi kata Andhika, teman sekelas Didit, kakaknya itu bermain kartu di salah satu warung yang tak jauh dari sekolah. Andhika sering melihat Gilang bersama teman-temannya berkumpul di warung itu sampai sore.
Sesampainya di rumah Didit masuk ke kamarnya dan berganti pakaian. Terdengar seruan Bunda memanggil namanya menyuruh segera makan siang. Didit pun keluar kamar menuju ruang makan.
“Bunda mau bicara dengan Didit,” kata bunda lembut sambil menarik kursi dan mendudukinya. Bunda mendekati anaknya yang sedang menikmati santapannya dengan lahap.

“Bicara apa Bunda?” tanya Didit agak gugup. Dia takut bunda akan menanyakan pertanyaan seperti biasa, di mana kakaknya sekarang dan kenapa belum pulang. Didit takut untuk berbohong.
Ternyata bukan itu yang akan dibicarakan bundanya.
“Begini, sudah empat hari ini Bunda kehilangan uang di dompet. Dompet itu Bunda letakkan di lemari, tepatnya di bawah pakaian Bunda. Setiap hari uang Bunda hilang Rp20.000.

Apa Didit tahu siapa yang mengambil uang Bunda?” tanya Bunda sambil memandangi Didit.
Didit terkejut mendengar perkataan bundanya. “Didit tidak tahu Bunda,”

“Benar Didit tidak tahu? Bunda lihat di kamar Didit ada dua komik baru juga ada dua mainan baru. Apakah Didit memakai uang Bunda untuk membelinya?”

“Didit membelinya pakai uang jajan Didit, Bun. Didit kumpulin selama satu minggu ini. Didit benar-benar menginginkan komik dan mainan itu jadi Didit memilih untuk tidak jajan agar bisa membelinya tanpa harus meminta uang sama Bunda atau sama Ayah,” jelas Didit sedih karena bunda telah menuduhnya mencuri uang.
Wanita ini bingung dengan penjelasan Putranya. “Benar begitu? Didit tidak bohong?”

“Iya Bunda. Didit tidak bohong. Didit tidak berani mencuri. Bunda pernah berkata sama Didit kalau bohong dan mencuri itu perbuatan dosa. Allah akan marah sama orang yang bohong dan mencuri. Didit tidak mau Allah marah sama Didit, Bun.” kata Didit perlahan mulai menangis.
Bunda memeluk Didit ketika dilihatnya tetesan air bening keluar dari mata anaknya. “Iya, iya. Bunda percaya dengan Didit. Bantu Bunda mencari siapa yang mencuri uang Bunda ya sayang,”
Malamnya Didit telah menemukan jawaban siapa yang telah mencuri uang bunda. Dia bertekad malam ini juga ia akan mencari bukti dan akan ia tunjukkan kepada bunda esok hari. Didit tidak tega sebenarnya. Tapi ia harus melakukannya agar orang itu jera dan tahu kalau perbuatannya salah.
Tepat di depan pintu kamar orang tuanya Didit berhenti. Dia menarik nafas kemudian mendorong pintu kamar itu sedikit demi sedikit. Dengan jelas Didit melihat seseorang sedang membuka dompet bunda dan menarik selembar uang. Untung orang itu berdiri membelakangi pintu jadi tak akan tahu jika Didit sedang melihat perbuatannya. Didit Segera merekam kejadian itu menggunakan handphone. Kira-kira sudah cukup, Didit langsung meninggalkan kamar itu. Lalu saat itu Handphone Didit berbunyi, Handphone Didit bergetar dan berdering. Dia terkejut mendengar bunyi alarm dari handphone nya. Didit mempercepat langkahnya menuju tangga dan segera naik menuju kamarnya.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Didit menemui bundanya di dapur dan menunjukkan rekaman di handphone nya. Bunda sangat terkejut tak menyangka ternyata anak pertamanya yang telah mencuri uangnya. “Bilang sama Bunda dengan jujur, apakah Didit tahu kak Gilang mencuri uang Bunda untuk apa?”

Didit menceritakan apa yang dilihatnya setiap melintas di dekat warung makan saat berjalan pulang dari sekolah. “Didit baru tahu kemarin Bunda kalau Kak Gilang bermain kartu dengan teman-temannya di warung. Kata Andhika teman Didit itu adalah judi karena bermainnya memakai uang.”

“Bangunkan kakakmu sekarang, suruh kemari menemui Bunda,” kata Bunda terlihat marah.
Gilang tertunduk ketika berhadapan dengan bundanya. Mulutnya seakan terkunci tak bisa mengeluarkan suara saat ia melihat bunda marah dan menasihatinya. “Maafkan Gilang, Bun. Gilang berjanji tidak akan mengulanginya lagi,” kata Gilang dengan menyesal.

“Selama satu bulan, Bunda tidak memberi uang saku buat Gilang. Gilang juga tidak boleh ke mana-mana sehabis pulang sekolah. Ini hukumannya buat Gilang. Perbuatan Gilang itu sangat salah, merugikan orang lain dan sangat berdosa. Dari sekaranglah harus belajar untuk tidak mengambil hak orang lain dan tidak berbohong. Bunda juga tidak mau anak Bunda seorang penjudi,” ujar Bunda sambil menatap mata anak pertamanya yang berdiri dengan gemetar.
Anak laki-laki yang telah duduk di bangku kelas enam itu menangis tanpa bersuara.

“Bunda tidak akan memukul Gilang, juga tidak akan mengatakan ini pada Ayah. Semoga Gilang sadar kalau perbuatan Gilang akan merugikan Gilang sendiri. Jadilah anak baik seperti adikmu, Nak.” lanjut Bunda tersenyum sambil membelai rambut anaknya dan menghapus air mata yang membasahi pipi Gilang

“Maafkan Didit, Kak. Didit yang merekam perbuatan Kakak semalam dan menunjukkannya pada Bunda. Bukan Didit mau membuat Kakak dimarahi, Didit hanya ingin Kakak sadar jika kelakuan Kakak salah,” ujar Didit yang telah berada di dekat Gilang dan bundanya.

“Tidak apa-apa, Dit. Kakak memang pantas dimarahi karena telah melakukan perbuatan yang salah,” balas Gilang yang mulai mau tersenyum.

“Kakak tenang saja. Selama satu bulan ini, setengah dari uang saku Didit akan Didit berikan untuk Kakak. Didit tidak tega kalau Kakak sampai tidak jajan di sekolah. Tapi, Kakak harus janji ya tidak akan berjudi lagi!” kata Didit.

“Terima kasih adikku, kamu memang anak yang baik,”
Mendengar perkataan Didit, Bunda jadi terharu.

Cerpen tersebut menceritakan tentang:
-         Manusia dan Tanggung Jawab :
Gilang tertunduk ketika berhadapan dengan bundanya. Mulutnya seakan terkunci tak bisa mengeluarkan suara saat ia melihat bunda marah dan menasihatinya. “Maafkan Gilang, Bun. Gilang berjanji tidak akan mengulanginya lagi,” kata Gilang dengan menyesal.

-         Manusia dan Cinta Kasih :
“Bunda tidak akan memukul Gilang, juga tidak akan mengatakan ini pada Ayah. Semoga Gilang sadar kalau perbuatan Gilang akan merugikan Gilang sendiri. Jadilah anak baik seperti adikmu, Nak.” lanjut Bunda tersenyum sambil membelai rambut anaknya dan menghapus air mata yang membasahi pipi Gilang

-         Manusia dan Kegelisahan :
“Bicara apa Bunda?” tanya Didit agak gugup. Dia takut bunda akan menanyakan pertanyaan seperti biasa, di mana kakaknya sekarang dan kenapa belum pulang. Didit takut untuk berbohong.
Ternyata bukan itu yang akan dibicarakan bundanya.
“Begini, sudah empat hari ini Bunda kehilangan uang di dompet. Dompet itu Bunda letakkan di lemari, tepatnya di bawah pakaian Bunda. Setiap hari uang Bunda hilang Rp20.000.

Amanat :
Dalam cerita ini kita mendapat pelajaran, kita tidak boleh mencuri dan harus memiliki tanggung jawab dan juga kita harus berbicara dengan jujur agar tidak mendapat kesulitan.

Sumber:
Cerpen Mu, Cerpen Keluarga

Puisi


PUISI

Mengapa……?
Kusebut setumpuk sampah.
Sederet kata lemah tapi indah.
Makna-makna yang dianggap jelas dan semakin dibuat nyata.
Ide, perasaan………..sampai tali karet.
Menutup warna hitam dan legam menjadi sangat putih.
Jelek tapi jujur.
Tak berdaya hingga kekuatan ego.
Persembahan, pujian dan sekedar keisengan
Semakin hidup………!!!!!!
Bahasa-bahasa indah, romantis dan kritik……menggelikan.
Hmmmm……
Terserah dan nikmati bersama.

Puisi ini menceritakan tentang:
-         Keindahan :
Bahasa-bahasa indah, romantis dan kritik……menggelikan.
-         Budaya :
Tak berdaya hingga kekuatan ego.
Persembahan, pujian dan sekedar keisengan
Semakin hidup………!!!!!!

Kesimpulan :
Puisi ini menceritakan tentang isi dari puisi yang indah, dan makna-makna yang indah dalam kata-kata.

Sumber:
Puisi.org